Tips Mendapatkan Lailatul Qadar, Berikut Petunjuk Rasulullah SAW - Selayang Kabar

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Jumat, 07 April 2023

Tips Mendapatkan Lailatul Qadar, Berikut Petunjuk Rasulullah SAW

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang sangat ditunggu saat bulan suci Ramadhan. Malam Lailatul  Qadar merupakan malam yang sangat mulia, karena keutamaannya sama dengan seribu bulan. Untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar memang sangat tidak mudah. Namun Rasulullah SAW telah memberikan petunjuk bagaimana memperoleh malam Lailatul Qadar.

Ilustrasi : Mendapatkan Malam Lailatul Qadar 


SELAYANGKABAR.COM - Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat ditunggu - tunggu dan diharapkan kehadirannya oleh umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan.


Malam Lailatul Qadar ini waktunya dirahsiakan oleh Allah SWT.


Untuk mendapatkan malam lailatul qadar, diperlukan kiat-kiat atau cara bagaimana bisa mendapatkannya.


 

Dikutip dari nu.or.id, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, disebutkan Rasulullah menganjurkan kita mencari hadirnya malam Lailatul Qadar.


Malam Lailatul Qadar ini hadir malam ganjil dalam sepuluh terakhir bulan Ramadhan.


 عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ.


Artinya, “Dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil dalam sepuluh terakhir di bulan Ramadhan,” (HR Bukhari). 



Untuk mendapatkan Lailatul Qadar memang tidak mudah, dan tidak sembarang orang dapat menjumpai malam yang sangat mulia tersebut. 


Untuk mendapatkannya dibutuhkan usaha keras dan selalu istiqomah dalam meningkatkan ibadah kita, terutama saat telah masuk pada sepuluh akhir di bulan suci Ramadhan.


Hal ini sesuai dengan apa yang telah dikerjakan oleh Rasulullah SAW, yang tercantum dalam hadits riwayat Muslim. 


عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ 


Artinya, “Dari Aswad dari Aisyah ra ia berkata bahwa Nabi saw meningkat amal-ibadah pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan melebihi di waktu yang lain,” (HR Muslim). 


BACA JUGA : Tanda - Tanda Alam Malam Lailatul Qadar, Ini Penjelasan Hadistnya


Dalam hadist riwayat yang lain, disebutkan Rasulullah SAW mengencangkan kain bawahnya, dan menghidupkan malamnya serta membangunkan keluarganya.


 عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ-أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ - مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ 


Artinya, “Dari Aisyah RA, ia berkata, bahwa Rasulullah SAW ketika masuk sepuluh terakhir bulan Ramadhan, mengencangkan kain bawahnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya,” (Muttafaq ‘alaih).



Makna mengencangkan kain bawah dalam hadist tersebut, Ibnu Baththal berusaha menjelaskan maknanya.


Mengencangkan kain bawah di sini maksudnya adalah Rasulullah SAW menahan untuk tidak menggauli istrinya.


Sedangkan membangunkan keluarganya, maksudnya adalah Rasulullah mengajak dan mengingatkan keluarganya untuk melakukan lebih meningkatkan amaliyah sunnah disamping amaliyah fardhu.


. وَقَالَ سُفْيَانُ الثَّوْرِىُّ : قَوْلُهُ : ( شَدَّ مِئْزَرَهُ ) فِى هَذَا الْحَدِيثِ يَعْنِى : لَمْ يَقْرَبِ النِّسَاءَ ، وَفِى قَوْلِهِ : ( أَيْقَظَ أَهْلَهُ ) مِنَ الْفِقْهِ أَنَّ لِلرَّجُلِ أَنْ يَحُضَّ أَهْلَهُ عَلَى عَمَلِ النَّوَافِلِ ، وَيَأْمُرَهُمْ بِغَيْرِ الْفَرَائِضِ مِنْ أَعْمَالِ الْبِرِّ ، وَيَحْمِلَهُمْ عَلَيْهَا . 


Artinya, “Sufyan Ats-Tsauri berkata maksud ‘mengencangkan kain atasnya’ dalam hadits di atas adalah Rasulullah SAW tidak melakukan hubungan badan dengan istrinya. 



Dalam menghidupkan malam untuk memperoleh Lailatul Qadar, Rasulullah SAW menyibukkan diri dengan melakukan ibadah pada sebagian besar malam beliau.


Artinya Rasulullah mengisi sebagian besar malam, dan bukan berarti beribadah semalam suntuk sampai pagi. 


Hal ini didasari riwayat dari Aisyah RA, yang menyatakan beliau tidak pernah melihat Rasulullah SAW beribadah semalam penuh sampai pagi.



 أَيْ تَرَكَ النَّوْمَ الَّذِي هُوَ أَخُو الْمَوتِ وَتَعَبَّدَ مُعْظَمَ اللَّيْلِ لَا كُلَّهُ بِقَرِينَةِ خَبَرِ عَائِشَةَ مَا عَلِمْتُهُ قَامَ لَيْلَةً حَتَّى الصَّبَاحِ 

 (وَأَحْيَا لَيْلَهُ)


Artinya, “(dan menghidupkan malamnya) maksudnya adalah Rasulullah SAW tidak tidur di mana tidur adalah saudara kematian, dan beribadah pada sebagian besar malam bukan seluruhnya sebab ada riwayat dari Aisyah ra yang menyatakan: ‘Aku tidak pernah mengetahui Rasulullah SAW melakukan ibadah satu malam penuh sampai pagi hari,’” (Lihat, 



Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan ada tiga amaliyah yang dapat mempermudah kita untuk mendapatkan Lailatul Qadar pada sepuluh akhir Ramadhan pertama, yaitu:


1. Tidak melakukan hubungan suami istri untuk sementara saat masuk 10 malam terakhir di bulan Ramadhan.


2. Meningkatkan intensitas ibadah pada malam hari.


3. Meminta dan menganjurkan kepada keluarga untuk melakukan meningkatkan amaliyah dan amalan sunah selain yang fardhu. 


HALAMAN SELANJUTNYA:


Post Top Ad

Responsive Ads Here